Jujur sebagai istri maka selalu menjaga kehormatan diri dan harta suami
dan benar-benar menjadi tempat berteduh bagi suami. Jujur sebagai pemimpin maka
selalu menjunjung tinggi asa musyawarah dan bekerja keras untuk menegakkan
keadilan dan memastikan kesejahtraan rakyatnya.
Bila kejujuran seperti tersebut di atas terwujud, banyak hikmah yang akan
dipetik.
Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan
kebaikan akan mengantarkan ke surga … dan sungguh kebohongan akan mengatarkan
kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka .…” (HR Bukhari-Muslim).
Berdasarkan ini, jelas bahwa tidak mungkin kebaikan akan datang jika manusia
yang berkumpul di dalamnya adalah para pembohong dan pendusta. Bila di tengah
mereka menyebar kebohongan maka otomatis dosa akan semakin merajalela. Bila
dosa merajalela maka jamainanya adalah neraka.
Kedua, jujur akan
melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, “… maka sesungguhnya kejujuran
adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan .…” (HR Turmidzi). Orang yang
selalu jujur akan selalu tenang, sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya,
para pembohong selalu membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan
akibat kebusukannya. Ia akan selalu dihantui dengan kebohongannya dan takut hal
itu akan terbongkar. Dan, bila seorang pembohong seperti ini menjadi pemimpin
maka ia tidak akan sempat mengurus rakyatnya, karena ia sibuk menyembunyikan
kebusukan dalam dirinya.
Ketiga, jujur disukai semua
manusia. Abu Sofyan pernah ditanya oleh Heraklius mengenai dakwah Rasulullah
SAW. Abu Sofyan menjelaskan bahwa di antara dakwahnya adalah mengajak berbuat
jujur. (HR Bukhari-Muslim).
Rasulullah SAW terkenal sebagai manusia yang paling jujur. Bahkan, sebelum
kedatangan Islam, beliau sudah masyhur sebagai orang yang jujur. Orang-orang
kafir Makkah pun mengakui kejujuran Rasulullah SAW, sekalipun mereka tidak
beriman. Bahkan, mereka memberi gelar al-Amin (orang yang tepercaya) kepada
Rasulullah. Selain itu, mereka juga selalu menitipkan barang berharga kepada
Rasul SAW.
Keempat, jujur akan
mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa
yang memohon dengan jujur untuk mati syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan
tergolong syuhada sekalipun mati di atas kasurnya.” (HR Muslim).
Dan kelima, jujur akan
mengantarkan pada keberkahan. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa seorang
pembeli dan pedagang yang jujur dalam melakukan transaksi perdagangannya maka
ia akan diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut
keberkahan dagangannya. (HR Bukhari Muslim). Wallahu a’lam.
Sumber : Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar